Senin, 13 Agustus 2012


Setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda. Terkadang hidup ini sangat berat  dan sulit menuju kesejahteraan. Tetapi ada juga yang sangat menikmati hidup dengan masalah-masalah yang dihadapi. Blog ini merupakan kumpulan dari cerita-cerita dengan ceceran hikmah yang saya kumpulkan sendiri.

SAJADAH MERAH
Tak pernah terbayangkan mendapatkan sajadah merah yang sangat cantik dari ibu mertua. Iya, saya adalah wanita muda yang sudah menikah tetapi belum mempunyai keturunan. Tetapi begitu tahu kalau sajadah merah itu didapat ibu mertua saya dari peringatan 100 hari meninggalnya tetangga, akhirnya saya kecewa. Walaupun tidak begitu suka dengan sajadah tersebut, saya selalu tersenyum jika ditanyakan tentang sajadah merah itu. "Gimana nduk sajadah yang ibu berikan kemarin",tanya ibu mertua, "bagus bu". jawabku dengan sedikit senyum. ya Allah, ampuni aku jika senyumku hari ini pada ibu tidak sepenuh hati.
Sajadah merah, kupakai setiap hari untuk shalat fardhu dan tarawih, tidak pernah aku memakai sajadah lain. Padahal aku punya banyak sajadah dari ibu kandungku yang telah naik haji.
Setiap shalat fardhu dan tarawih ku lihat dan ku sentuh sajadah merah itu. Tiba suatu hari disaat aku shalat tarawih di mushala. Disampingku ada seorang wanita sepuh atau tua yang tidak membawa sajadah. Ku ambil saja sajadahku dan ku pasang secara horisontal agar ibu tersebut juga bisa bersujud diatas sajadahku. Entah kenapa hatiku deg-deg an dan gelisah. Jujur mungkin rasa ini muncul karena aq tak sabar mendapatkan pujian dari orang lain yang sedang tarawih juga di mushala tersebut. "Pasti aku akan di puji karena kebaikanku ini", kataku dalam hati sambil senyum-senyum.
Selesai tarawih. Waktu yang aku tunggu untuk mendapatkan pujian. Tetapi ternyata tidak ada satupun orang yang perduli dengan kebaikanku tersebut. Sedih, pasti. Kecewa, juga pasti. Mengapa aq sudah berbuat baik, tetapi tidak ada yang melihatnya??? kesal merajalela dihatiku. 
Setelah tarawih, dilanjutkan dengan shalat witir. Merenungku dalam khusuknya doaku setelah shalat witir. Aku baru sadar dan teringat akan ibu mertuaku. Aku lupa mengucapkan terimakasih atas sajadah merah itu. ya Allah, maafkan aku. Aku teringat tentang suatu pepatah yaitu " jika tangan kanan melakukan sesuatu, tangan kiri tidak boleh tahu". Maksudnya adalah, jika kita melakukan suatu kebaikan, janganlah mengharapkan sanjungan dari orang lain, cukup kita dan anggota badan yang tahu. Karena anggota badan ini akan berbicara saat kita di akhirat nanti. ya Allah maafkan aku, sungguh, maafkan aku. Menutupi kebaikan sendiri dan mengingat kebaikan orang lain adalah salah resep agar kehidupan terhindar dari rasa iri.
Selesailah shalat tarawih dan witir. Hal yang tidak kuduga terjadi. Ibu sepuh yang disampingku berkata " Terimakasih ya nduk atas sajdahnya, sajadahnya bagus". Subhanallah